Dunia Adalah
Ladang Akhirat
Momento_net@yahoo.com
Dunia merupakan
lahan untuk menuju akhirat, tempat untuk menginvestasikan segala amal baik
manusia. Untuk itu, senyampang kita masih diberi usia oleh Allah, jangan sampai
disia-siakan. Rasulullah SAW bersabda : Addunya balaghun ilal aakhirah
(kehidupan di dunia adalah merupakan jembatan/sarana untuk menuju kehidupan
akhirat). Bahkan Rasulullah juga bersabda : Bukan termasuk orang terbaik di
antara kalian, apabila orang itu meninggalkan kepentingan dunianya dan
melalaikan urusan akhiratnya. Begitu juga tidak termasuk orang terbaik di
antara kalian, orang yang melupakan akhiratnya semata-mata hanyak untuk
kepentingan dunianya. Sehingga kedua-duanya secara integral dilakukan, sehingga
mampu menciptakan keseimbangan.
Begitu pula
Rasulullah secara tegas bersabda : Dunia adalah ladang akhirat. Dunia tempat
menanam, yang tanaman itu nanti hasilnya sebagai bekal kita untuk menuju
akhirat. Tentu, tanaman yang harus kita tanam adalah tanaman yang berpotensi
berbuah yang dengan baik, sehingga hasilnya baik, yakni kebahagiaan di akhirat.
Ilmu
pengetahuan merupakan bagian terpenting untuk meraih kebahagiaan akhirat.
Rasulullah SAW bersabda : Thalabul ilmi fariidhatun alaa kulli muslimin wa
muslimatin (Mencari ilmu wajib bagi muslim baik laki-laki maupun perempuan).
Termasuk orang yang akan masuk surga tanpa dihisab adalah pertama, orang yang
mempunyai ilmu dan mampu mengamalkannya. Kedua, orang kaya yang menginfakkan
hartanya kepada orang lain (dermawan). Ketiga, orang yang mati syahid.
Dunia ini
sangat indahnya, hijau manis, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasullallahu
SAW. Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya dunia itu manis dan
hijau. Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kalian pemimpin
padanya. Lalu Dia akan melihat bagaimana amalan kalian. Maka takutlah kalian
dari fitnahnya dunia dan takutlah kalian dari fitnahnya wanita.”(HR. Muslim
no.2742). Akan tetapi seorang mu’min adalah orang yang faham apa yang tela h
disyariatkan oleh Allah Ta’ala bahwa dunia bukan segala-galanya, sebagaimana
firman Allah Ta’ala, “Ketahuilah
oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta
berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman
itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di
akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Allah berfirman dalam surah Al Hadiid : 20, maknanya : Ketahuilah, bahwa
Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para
petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.
Demikianlah
perumpamaan kehidupan dunia yang Allah Ta’ala gambarkan kepada kita, kemudian
Allah Ta’ala menawarkan kepada kita, akhirat dimana disana ada azab Allah
Ta’ala yang sangat pedih namun disana juga ada surga dan ampunan Allah Ta’ala
yang luas. Sehingga apakah kita ingin kembali ke akhirat dengan menyonsong azab
Allah Ta’ala yan g pedih atau mendapat keridhoan Allah Ta’ala. Yang satu
kembali ke neraka dan yang satu lagi kembali ke jannah. Memang dunia tampak
megah, tampak hijau dan tampak manis, namun tampak hina di sisi Allah Ta’ala,
Rasullallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Seandainya dunia ini di sisi Allah
senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum
barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi).
Alangkah
rendahnya kehidupan dunia, alangkah rendahnya orang yang tergila-gila dunia,
akan tetapi jangan salah faham, dunia yang hina ini bukan karena lautnya, bukan
karena gunungnya, bukan karena langitnya, bukan karena buminya, akan tetapi
karena perbuatan manusia di dalam bumi tersebut. Rasullallahu’alaihi wa sallam
bersabda : Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan sesuatu yang
dimakan darinya menjadi sedekah baginya, dan sesuatu yang dicuri darinya
menjadi sedekah baginya, dan tidaklah sesuatu itu dikurangi oleh seseorang
melainkan ia menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat (HR. Muslim).
Alangkah dunia
lahan akhirat, tempat kita berlomba untuk mencari kampung akhirat, sehingga
tercelanya dunia karena kerakusannya terhadap perkara dunia. Semoga Allah
Ta’ala menjadikan kita orang-orang yang menjadikan dunia sebagai lahan akhirat,
bukan orang-orang yang rakus akan dunia. ( Q.S. Al-Hadid: 20).
Semoga bermanfaat,
salam silaturahmi
No comments:
Post a Comment